
Demam Berdarah Penyakit Mematikan yang Sering Dianggap Sepele
Pendahuluan
Demam berdarah dengue atau DBD adalah salah satu penyakit tropis yang paling banyak diderita di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Setiap tahun, ribuan kasus DBD tercatat di berbagai daerah dengan angka kematian yang masih cukup tinggi.
Yang membuat demam berdarah berbahaya adalah karena gejalanya sering mirip dengan flu biasa. Banyak orang terlambat menyadari bahwa dirinya terkena DBD hingga kondisinya sudah parah. Padahal, jika terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan benar, pasien dapat pulih tanpa komplikasi.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai demam berdarah, mulai dari penyebab, gejala, faktor risiko, komplikasi, hingga pencegahan yang bisa dilakukan.
Apa Itu Demam Berdarah
Demam berdarah adalah penyakit infeksi akibat virus dengue. Ada empat serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4), dan seseorang bisa terinfeksi lebih dari satu kali seumur hidup. Infeksi berulang bahkan bisa lebih berbahaya karena meningkatkan risiko komplikasi serius.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini biasanya aktif menggigit pada pagi dan sore hari.
Gejala Demam Berdarah
Gejala DBD biasanya muncul 4–10 hari setelah gigitan nyamuk. Tanda-tandanya antara lain:
- Demam tinggi mendadak hingga 40°C
- Sakit kepala hebat
- Nyeri di belakang mata
- Nyeri otot, sendi, atau tulang
- Mual dan muntah
- Bercak atau ruam merah di kulit
- Perdarahan ringan (gusi berdarah, mimisan, bintik merah di kulit)
Pada kasus parah, gejala dapat berkembang menjadi dengue shock syndrome dengan tanda:
- Tekanan darah menurun drastis
- Nadi lemah
- Perdarahan hebat
- Syok yang bisa berakibat fatal
Penyebab Demam Berdarah
DBD disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, pot bunga, atau wadah bekas yang tergenang air.
Lingkungan dengan sanitasi buruk, minimnya kesadaran menjaga kebersihan, serta iklim tropis membuat Indonesia menjadi wilayah endemis demam berdarah.
Faktor Risiko Demam Berdarah
Seseorang lebih berisiko terkena DBD jika:
- Tinggal di daerah tropis atau endemis
- Memiliki lingkungan rumah dengan banyak genangan air
- Tidak menggunakan kelambu atau obat anti nyamuk
- Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah
- Pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya
Komplikasi Demam Berdarah
Jika tidak ditangani, DBD bisa menyebabkan komplikasi serius seperti:
- Syok akibat kehilangan cairan
- Perdarahan organ dalam
- Gangguan hati
- Kematian jika terjadi keterlambatan penanganan
Diagnosis Demam Berdarah
Untuk memastikan diagnosis DBD, dokter biasanya akan melakukan:
- Pemeriksaan fisik: mendeteksi gejala khas seperti ruam atau perdarahan.
- Tes darah: memeriksa jumlah trombosit dan hematokrit.
- Tes serologi: mendeteksi antibodi terhadap virus dengue.
Pengobatan Demam Berdarah
Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk membunuh virus dengue. Pengobatan lebih difokuskan pada perawatan suportif, yaitu:
- Istirahat cukup
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
- Obat penurun demam (paracetamol, bukan aspirin atau ibuprofen)
- Perawatan rumah sakit untuk kasus berat, termasuk pemberian cairan infus dan transfusi darah jika diperlukan
Pencegahan Demam Berdarah
Pencegahan DBD lebih efektif dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Gerakan 3M Plus
- Menguras tempat penampungan air
- Menutup rapat wadah air
- Mendaur ulang atau mengubur barang bekas yang bisa menampung air
- Plus: menggunakan kelambu, obat nyamuk, atau fogging bila diperlukan
- Menjaga kebersihan lingkungan
Pastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah. - Gunakan pelindung diri
Pakai baju lengan panjang, lotion anti nyamuk, atau kelambu saat tidur. - Vaksin dengue
Saat ini sudah tersedia vaksin untuk mencegah infeksi dengue, meski belum direkomendasikan secara massal untuk semua orang.
Demam Berdarah di Indonesia
Di Indonesia, kasus DBD meningkat pada musim hujan karena banyaknya genangan air sebagai tempat berkembang biak nyamuk. Pemerintah gencar melakukan program pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan fogging dan edukasi masyarakat.
Namun, pencegahan yang paling efektif tetap berasal dari kesadaran masyarakat sendiri untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Mitos dan Fakta Demam Berdarah
- Mitos: Minum jus jambu bisa menyembuhkan DBD.
Fakta: Jus jambu hanya membantu meningkatkan trombosit, bukan menyembuhkan virus. - Mitos: Nyamuk hanya berkembang biak di air kotor.
Fakta: Nyamuk Aedes justru suka bertelur di air bersih. - Mitos: Jika pernah terkena DBD, tidak akan terkena lagi.
Fakta: Seseorang bisa terkena hingga empat kali karena ada empat serotipe virus dengue.
Kesimpulan
Demam berdarah adalah penyakit berbahaya yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Virus dengue penyebab DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini bisa dicegah dengan langkah sederhana, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan gerakan 3M Plus, dan melindungi diri dari gigitan nyamuk.
Kunci utama dalam menghadapi DBD adalah deteksi dini dan pencegahan. Jika seseorang mengalami demam tinggi lebih dari dua hari disertai gejala khas lainnya, segera periksakan ke fasilitas kesehatan. Penanganan yang cepat akan meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah komplikasi berbahaya.